Seorang laki-laki, sebut saja Paijo tampak ter buru-buru memasuki sebuah apotik dan kepada Painem, petugas yang sedang jaga dia bertanya:
"Mbak, obat untuk cegukan ada nggak ?"
Mendengar pertanyaan itu, Painem bergeser mendekati Paijo dan setelah berada tepat didepan Paijo berdiri , tiba-tiba
"Mbak, obat untuk cegukan ada nggak ?"
Mendengar pertanyaan itu, Painem bergeser mendekati Paijo dan setelah berada tepat didepan Paijo berdiri , tiba-tiba
.. plak .. plak .. dua tamparan yang lumayan keras .. sukses mendarat dipipi kanan dan kiri Paijo.
Mendapat perlakuan itu .. tentu saja Paijo terkejut dan marah. matanya menatap tajam kearah Painem. dan dengan suara agak tergetar berkata :
"Mbak, apa apaan ini ? apa masalahnya koq mbak menampar saya ?"
"Eeh, maaf mas. Tolong dengar dulu penjelasan saya. Jadi begini mas, sebuah penelitian mengatakan bahwa tamparan keras yang spontan dan tiba tiba sangat efektif menyembuhkan dan menghentikan cegukan. Itu sebabnya saya menampar mas. Sekarang mas bisa merasakan cegukan mas hilang kan ?"
Mendapat perlakuan itu .. tentu saja Paijo terkejut dan marah. matanya menatap tajam kearah Painem. dan dengan suara agak tergetar berkata :
"Mbak, apa apaan ini ? apa masalahnya koq mbak menampar saya ?"
"Eeh, maaf mas. Tolong dengar dulu penjelasan saya. Jadi begini mas, sebuah penelitian mengatakan bahwa tamparan keras yang spontan dan tiba tiba sangat efektif menyembuhkan dan menghentikan cegukan. Itu sebabnya saya menampar mas. Sekarang mas bisa merasakan cegukan mas hilang kan ?"
Sambil berusaha menahan emosi dan rasa jengkel didalam dada Paijo yang masih memegang kedua pipinya berkata :
"Mbak, asal mbak tahu ya .. yang cegukan itu bukan saya mbak, tapi isteri saya dirumah"
"Mbak, asal mbak tahu ya .. yang cegukan itu bukan saya mbak, tapi isteri saya dirumah"