Tuesday, 6 September 2016
Humor Mukidi : Nyari Dompet
Ceritanya Mukidi sedang menghadiri pesta pernikahan saudaranya yang tinggal di luar kota. Seminggu sebelumnya Mukidi sudah berada di sana. Dia ikut sibuk mempersiapkan pesta.
Pas hari H nya. tamu yang datang begitu banyak tak henti-hentinya Mukidi terlihat sibuk menerima tamu yang datang. Sampai kira-kira sehabis isya baru tamu agak jarang.
Merasa kecapean Mukidi pergi kedalam rumah mencari tempat untuk beristirahat barang sejenak. Namun karena sempitnya rumah saudaranya tersebut, semua ruangan terpakai dan tidak cukup untuk dipakai beristirahat. Lalu terlintas dipikirannya untuk beristirahat di kamar pengantin, "Mudah-mudahan aja mereka ga cepet-cepet masuk kamar" pikirnya.
Setelah berada di kamar pengantin Mukidi merebahkan tubuhnya di ranjang pengantin. Ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal di belakang tubuhnya. rupanya dompetnya yang berada di saku belakang celananya. Kemudian dompet itu ia ambil dan menaruhnya di atas Dipan pengantin.
Baru sebentar saja ia merasakan kenyamanan ranjang pengantin, di luar terdengar canda kedua pengantin yang hendak masuk kamar. Mukidi kaget dan ia bergegas bersembunyi di kolong ranjang.
"Silakan Neng duluan!," terdengar pengantin pria berbicara.
"Nggak ah abang duluan "
"Eh perempuan harus didahulukan "
"Ah sama aja !"
Akhirnya pengantin pria yang mengalah sambil menuntun pengantin wanita.
Setelah pintu ditutup rapat-rapat dan yakin sudah tidak ada celah sedikitpun lau pengantin pria mulai merayu.
"Ee.. Neng, boleh abang nanya?"
"Emang mau nanya apa?"
"Idung neng koq bagus banget ya, punya siapa?"
"ya punya neng!"
"Boleh ga buat abang?"
"Ee.. Boleh deh"
"kalo bibirmu yang manis, boleh juga buat abang"
"boleh, pokoknya sekarang semuanya milik neng abang boleh minta"
"Ooh kalo begitu, Ee.. anu... anu.."
"Anu apa bang?"
"Anu ... Ee.. itu..... dom...pet boleh buat abang juga ya?," belum sempet pengantin waniita menjawab.
"Jangan !!!! itu dompet saya...!!!" teriak Mukidi sambil keluar dari kolong ranjang
Pas hari H nya. tamu yang datang begitu banyak tak henti-hentinya Mukidi terlihat sibuk menerima tamu yang datang. Sampai kira-kira sehabis isya baru tamu agak jarang.
Merasa kecapean Mukidi pergi kedalam rumah mencari tempat untuk beristirahat barang sejenak. Namun karena sempitnya rumah saudaranya tersebut, semua ruangan terpakai dan tidak cukup untuk dipakai beristirahat. Lalu terlintas dipikirannya untuk beristirahat di kamar pengantin, "Mudah-mudahan aja mereka ga cepet-cepet masuk kamar" pikirnya.
Setelah berada di kamar pengantin Mukidi merebahkan tubuhnya di ranjang pengantin. Ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal di belakang tubuhnya. rupanya dompetnya yang berada di saku belakang celananya. Kemudian dompet itu ia ambil dan menaruhnya di atas Dipan pengantin.
Baru sebentar saja ia merasakan kenyamanan ranjang pengantin, di luar terdengar canda kedua pengantin yang hendak masuk kamar. Mukidi kaget dan ia bergegas bersembunyi di kolong ranjang.
"Silakan Neng duluan!," terdengar pengantin pria berbicara.
"Nggak ah abang duluan "
"Eh perempuan harus didahulukan "
"Ah sama aja !"
Akhirnya pengantin pria yang mengalah sambil menuntun pengantin wanita.
Setelah pintu ditutup rapat-rapat dan yakin sudah tidak ada celah sedikitpun lau pengantin pria mulai merayu.
"Ee.. Neng, boleh abang nanya?"
"Emang mau nanya apa?"
"Idung neng koq bagus banget ya, punya siapa?"
"ya punya neng!"
"Boleh ga buat abang?"
"Ee.. Boleh deh"
"kalo bibirmu yang manis, boleh juga buat abang"
"boleh, pokoknya sekarang semuanya milik neng abang boleh minta"
"Ooh kalo begitu, Ee.. anu... anu.."
"Anu apa bang?"
"Anu ... Ee.. itu..... dom...pet boleh buat abang juga ya?," belum sempet pengantin waniita menjawab.
"Jangan !!!! itu dompet saya...!!!" teriak Mukidi sambil keluar dari kolong ranjang